Bab 8 |
Fisika Inti dan Radioaktivitas |
8.1 Pendahuluan |
Sejauh ini inti atom dapat dianggap sebagai partikel yang memiliki massa dan bermuatan positif. |
Sifat utama dari atom, molekul dan zat padat semuanya dapat dilihat dari perilaku elektron atomnya. |
Struktur elektron suatu atom sudah dipahami sebelum komposisi inti atom diketahui, karena gaya |
yang mengikat inti bersama jauh lebih kuat daripada gaya listrik yang mengikat elektron sehingga inti |
atom lebih sulit dipahami untuk mengetahui apa yang ada didalamnya. |
Perubahan struktur elektron suatu atom yang terjadi ketika ikatan kimiawi pecah menyangkut energi |
yang besarnya beberapa elektron volt (eV) tetapi perubahan struktur inti menyangkut energi yang |
besarnya MeV, sejuta kali lebih besar. |
Satuan massa atom |
(sma = u) |
Massa suatu atom mengacu pada suatu atom netral, bukan pada intinya saja. Jadi yang termasuk dalam |
massa suatu atom adalah massa inti, massa elektron orbital, dan energi ikatnya. |
1 sma adalah massa |
atom karbon karbon 12 |
1 |
12 |
1 sma = 1 u = 1,6604 x 10 |
kg |
931,48 MeV (E = m c |
) |
–27 |
2 |
Isotop |
Atom – atom yang memiliki nomor atom (Z) yang sama |
1 |
2 |
3 |
H |
H |
H |
Contoh : |
1 |
1 |
1 |
Isoton |
Atom – atom yang memiliki jumlah massa yang sama |
14 |
13 |
N |
C |
Contoh : |
7 |
6 |
Isobar |
Atom – atom yang memiliki nomor massa yang sama |
N |
C |
14 |
14 |
Contoh ; |
7 |
6 |
Muatan dan Massa penyusun atom |
Atom bersifat netral. Elektron bergerak mengelilingi inti atom dengan kecepatan tertentu. Inti atom |
nukleon |
terdiri dari proton dan neutron yang dikenal dengan nama |
(unsur penyusun inti). |
Elektron ditemukan oleh J.J Thomson sedangkan muatannya oleh R.A Milikan. Proton ditemukan |
oleh Goldstein dan neutron ditemukan oleh James Chadwick (teman Rutherford) yang meraih Nobel |
tahun 1935. |
Nama simbol Massa (kg) Massa (sma) Muatan (C) |
Elektron -e 9,11 x 10 |
– 1,6 x 10 |
– 31 |
– 19 |
Proton p 1,6725 x 10 |
1.0073 + 1,6 x 10 |
– 27 |
– 19 |
Neutron n 1,6748 x 1 0 |
1.0087 0 |
– 27 |
simbol unsur/nuklida |
X |
A |
Z |
X = nama unsur |
A = nomor massa = jumlah proton dan neutron |
Z = nomor atom = jumlah proton |
8.1.1 Kestabilan Inti |
Tidak setiap gabungan neutron dan proton |
Jumlah neutron |
membentuk inti yang stabil. Pada umumnya inti |
Inti tak stabil |
ringan (A < 20) mengandung jumlah neutron dan |
Inti stabil |
50 |
proton yang hampir sama, sedangkan inti berat |
40 |
proporsi neutron bertambah besar. |
Jumlah neutron cenderung lebih banyak |
30 |
dibandingkan dengan jumlah proton, ini karena |
20 |
gaya tolak antar proton akan menjadi besar untuk |
10 |
inti yang mengandung 10 proton atau lebih |
dibandingkan dengan gaya tarik (gaya inti) antar |
Jumlah proton |
10 20 |
30 |
40 |
50 |
nukleon untuk mencapai kestabilan inti. |
11 |
11 |
B |
C |
lebih stabil dibandingkan dengan |
5 |
6 |
Titik – titik yang menggambarkan isotop stabil menentukan suatu daerah kestabilan yang agak sempit. |
1 |
N |
Untuk bilangan – bilangan massa yang rendah didapatkan |
. Perbandingan ini akan bertambah |
Z |
besar dan akan kira – kira mencapai 1,6 untuk bilangan massa yang besar. Kestabilan inti dapat |
dipahami berdasarkan sifat alam gaya tarik nuklir dan gaya tolak Coulomb. Sebuah inti dengan terlalu |
banyak neutron akan menjadi tidak stabil sebab tidak cukup bagi mereka untuk dipasangkan dengan |
proton – proton. Sebaliknya inti dengan terlalu banyak proton akan menghasilkan terlalu banyak gaya |
tolak dibandingkan dengan gaya tarik nuklir untuk menjadi stabil. Tidak ada inti dengan nomor massa |
yang lebih besar dari 209 yang stabil. |
Gaya inti (nuklir) memiliki jangkauan yang terbatas dan terjadi hanya antar nukleon tetangganya. |
Gaya tolak Coulomb dari proton menjangkau seluruh proton dalam inti, maka terdapat batas |
kemampuan neutron untuk mencegah terpecahnya inti atom. Batas ini dinyatakan dengan isotop |
209 |
Bi |
Bismuth |
. Semua inti atom dengan Z > 83 dan A > 20 9 bertransformasi spontan menjadi inti lebih |
83 |
4 |
He |
ringan melalui pemancaran sebuah atau lebih partikel alfa yang merupakan inti |
. |
2 |
Peluruhan alfa |
Peluruhan alfa terjadi karena di dalam inti terlalu banyak nukleon, sehingga |
untuk membentuk kestabilan inti atom, dua proton dan dua neutron dilepaskan |
dari inti induk dan sinar alfa yang sama dengan inti Helium dipancarkan keluar. |
Peluruhan alfa |
X |
Y |
He |
A |
A |
2 |
4 |
+ |
Z |
Z |
2 |
2 |
Karena partikel alfa terdiri dua proton dan dua neutron peluruhan alfa mereduksi Z dan N dari inti |
induk. Jika inti anak yang dihasilkan memiliki rasio neutron/proton yang terlalu besar atau terlalu |
kecil, inti itu dapat meluruh lagi ke konfigurasi yang lebih memadai. |
Peluruhan beta |
Untuk mencapai kestabilan inti karena kandungan neutron terlalu banyak maka |
sebuah neutron berubah menjadi proton disertai pelepasan sinar yang |
bermuatan negatif yang dikenal dengan sinar beta. Dalam peluruhan beta |
negatif, neutron bertransformasi menjadi proton dan elektron. Elektron yang |
meninggalkan inti teramati sebagai partikel beta. |
1 |
1 |
0 |
Peluruhan beta |
n |
p |
e |
+ |
0 |
1 |
1 |
Peluruhan gamma |
Setelah inti meluruh menjadi inti baru biasanya terdapat energi kelebihan pada |
tereksitasi |
ikatan intinya sehingga seringkali disebut inti dalam keadaan |
. Inti |
yang kelebihan energinya ini biasanya akan melepaskan energinya dalam |
bentuk sinar gamma yang dikenal dengan peluruhan gamma, sinarnya ini |
adalah foton dan termasuk ke dalam gelombang elektromagnetik yang |
mempunyai energi yang sangat besar melebihi sinar X. |
Peluruhan gamma |
+ |
A |
* |
A |
0 |
X |
X |
Z |
Z |
0 |
Selain peluruhan di atas sebagai cara suatu inti atom membentuk kestabilan dikenal juga |
peristiwa sebagai berikut : |
Dalam pemancaran positron proton bertransformasi menjadi neutron dan positron (positif |
elektron) |
Pemancaran positron |
p |
n |
e |
1 |
1 |
0 |
+ |
1 |
0 |
1 |
Suatu proses yang berlawanan dengan pemancaran positron adalah penangkapan elektron |
kulit terdalam oleh inti atom. Elektron yang diserap oleh proton bertransformasi menjadi |
neutron. |
1 |
0 |
1 |
Penangkapan elektron |
p |
e |
n |
+ |
1 |
1 |
0 |
8.1.2 Ukuran dan bentuk inti atom |
Dari eksperimen Rutherford didapatkan bahwa inti atom mempunyai ukuran berhingga. Dengan |
eksperimen untuk menentukan inti atom ternyata didapatkan bahwa volume sebuah inti berbanding |
lurus dengan banyaknya nukleon yang dikandungnya. |
V |
R |
A |
3 |
4 |
3 |
1 |
R |
R |
A |
R |
Jari – jari inti |
1,2 x 1 0 |
m = 1,2 fm = 1,2 fermi |
– 15 |
3 |
o |
o |
1 |
R |
1 |
, |
2 |
A |
fermi |
3 |
8.1.3 |
Energi ikat dan Gaya inti |
Energi ikat sebuah inti adalah energi yang diperlukan untuk memecahkan sebuah inti menjadi proton |
dan neutron. |
A |
X |
unsur |
Z |
2 |
Energi ikat = |
zm |
A |
z |
m |
m |
c |
p |
n |
= massa defect x 931 MeV |
energi ikat inti dibagi dengan jumlah nukelonnya |
Energi ikat per nukleon adalah |
. Semakin besar energi |
56 |
Fe |
ikat pernukleonnya maka inti akan semakin stabil. Inti |
yaitu isotop besi mempunyai energi ikat |
26 |
pernukleon sebesar 8,8 MeV/nukleon adalah inti yang paling stabil. |
fissi nuklir |
Pembelahan inti berat yang disebut |
melibatkan ratusan juta kali energi per atom lebih |
besar dibandingkan pembakaran batu bara atau minyak. |
fusi nuklir |
Penggabungan dua buah inti ringan yang menghasilkan inti sedang |
juga menimbulkan |
energi ikat pernukleon dalam inti berkurang juga sangat efektif untuk memperoleh energi. Reaksi fusi |
merupakan sumber energi utama dari matahari dan bintang. |
Gaya inti adalah gaya terkuat yang dikenal dan berjangkauan pendek yang mengikat nukleon sampai |
berjarak 3 fm. Gaya inti ini 10 0 kali lebih kuat daripada gaya tolak listrik antar proton. Interaksi antara |
proton – proton, proton – neutron, neutron – neutron adalah identik. |
Teori Meson Gaya Nuklir |
Dalam ikatan kimia terlihat bahwa sebuah molekul saling mengikat dengan pertukaran elektron antara |
atom komponennya. Apakah mungkin mekanisme yang serupa bekerja dalam inti dengan nukleon |
komponen saling mengikat dengan pertukaran sejenis partikel antara nukleon itu ? |
Pendekatan pertama dilakukan oleh Heisenberg yang mengusulkan bahwa elektron dan positron bolak |
balik antar nukleon. Sebuah netron memancarkan elektron dan menjadi proton dan proton dapat |
menyerap elektron dan menjadi neutron. Pendekatan ini tidak tepat karena ternyata gaya yang |
dihasilkan dalam pertukaran elektron dan positron terlalu kecil untuk berperan dalam struktur nuklir. |
Hideki Yukawa |
Pendekatan |
(1935) menyatakan bahwa terdapat partikel pion ( |
, |
, |
) dengan besar |
– |
+ |
o |
massa antara elektron dan nukleon yang bertanggung jawan atas adanya gaya nuklir. Partikel ini adalah |
meson |
anggota kelas patikel elementer yang secara kolektif disebut |
. Pion adalah singkatan dari |
meson. |
8.2 |
Radioaktivitas |
Penemuan Radioaktivitas |
Tahun 1895 Roentgen mendeteksi sinar X dengan fluoresensi yang ditimbulkannya dalam bahan |
tertentu. Ketika Henry Becquerel (ahli fluoresensi dan fosforesensi) mempelajari hal kebalikannya |
(1896) secara tidak sengaja menemukan bahwa garam uranium dapat menghitamkan pelat foto |
walaupun tidak diberi sinar terlebih dahulu. Jadi bahan itu memancarkan sinar dengan sendirinya. |
Beberapa waktu kemudian Marie Curie dari Polandia menemukan unsur lain yang juga bahan |
radioaktif yakni Polonium dan Radium yang ternyata 1000 x lebih aktif dari uranium. |
Rutherford membedakan tiga komponen dalam radiasi |
x x x x x |
partikel alfa |
partikel beta |
sinar |
radionuklide yaitu |
, |
dan |
gamma |
seperti pada gambar. |
x x x x x |
B |
radium |
x x x |
Aktifitas radioaktif |
Laju perubahan inti atom pembentuknya. |
dN |
A |
N |
kejadian/s = Becqurel |
dt |
1 becquerel = 1 Bq = kejadian/s |
1 curie = 1 ci = 3,7 x 10 |
Bq |
10 |
1 curie hampir sama dengan aktivitas 1 gram Radium (ditemukan Marie curie) |
Contoh peluruhan radioaktif |
238 |
234 |
238 |
234 |
U |
Th |
atau |
U |
Th |
234 |
234 |
234 |
234 |
Th |
Pa |
Th |
Pa |
atau |
Dari hasil pengukuran aktivitas radioaktif menunjukkan bahwa aktivitas radioaktif menurun secara |
eksponensial terhadap waktu |
A |
A |
e |
t |
o |
= konstanta peluruhan (peluang terjadinya peluruhan) |
dN |
N |
dt |
dN |
dt |
N |
N |
t |
dN |
o |
dt |
N |
N |
0 |
ln |
N |
ln |
N |
t |
o |
N |
ln |
t |
N |
o |
N |
N |
e |
t |
o |
A = aktivitas radioaktif (Bq) |
N = jumlah inti sisa yang belum meluruh (inti) |
N |
= jumlah inti mula – mula (inti) |
o |
Waktu Paruh = T = T½ |
Waktu yang dibutuhkan suatu bahan radioaktif sehingga aktifitas atau jumlah inti/partikel menjadi |
setengah dari semula. |
t |
A |
A |
e |
o |
T |
1 |
A |
A |
e |
o |
o |
2 |
T |
e |
1 |
2 |
ln |
2 |
0 |
, |
693 |
T |
sehingga |
t |
t |
A |
A |
N |
N |
1 |
1 |
T |
dan |
T |
o |
o |
2 |
2 |
Penentuan Umur Radiometrik |
Dengan menggunakan metode peluruhan radioaktif memungkinkan penentuan umur batuan dan |
benda yang mempunyai asal biologis. Karena peluruhan radioaktif berlangsung dengan laju tetap dan |
tak bergantung kondisi luar maka rasio antara jumlah nuklide dan nuklide anak stabil dalam benda |
yang diselidiki akan menunjukkan umurnya. |
Sinar kosmik merupakan inti atomik berenergi tinggi terutama terdiri dari proton yang bergerak |
menembus galaksi kita kira – kira 10 |
diantaranya sampai ke bumi tiap detik. Ketika memasuki |
18 |
atmosfer bumi menumbuk inti atom sehingga menimbulkan hujan partikel sekunder. Diantaranya |
neutron yang dapat bereaksi terhadap inti hidrogen dalam atmosfer dan membentuk radiokarbon |
dengan pemancaran proton. |
14 |
1 |
14 |
1 |
N |
n |
C |
H |
+ |
+ |
7 |
0 |
6 |
1 |
14 |
C |
Sesaat setelah dihasilkan atom |
menempel pada molekul oksigen dan membentuk CO |
radioaktif. |
2 |
6 |
Tanaman hijau mengambil CO |
supaya tetap hidup sehingga setiap tanaman mengandung karbon |
2 |
radioaktif. Binatang makan tanaman sehingga binatangpun menjadi radioaktif. Setelah mati binatang |
tidak menyerap radiokarbon dan radiokarbon yang dikandungnya terus meluruh menjadi |
N. Setelah |
14 |
5600 tahun benda ini memiliki setengah jumlah radiokarbon asal. Dengan mengetahui radiokarbonnya |
umur suatu benda dapat ditentukan. |
Kebanyakan batuan purba umurnya ditentukan dari yang didapatkan pada tanaman hijau dan |
dipercaya berumur 3,8 bilyun tahun yang lalu. |
Deret Radioaktif |
Kebanyakan unsur radioaktif yang ada di alam adalah anggota dari empat deret radioaktif. Penyebab |
terdapat empat deret adalah peluruhan alfa mereduksi nomor massa sebuah inti dengan 4. |
A = 4n |
A = 4n + 1 |
1. |
Deret Thorium |
2. Deret Neptunium |
N |
N |
Np |
237 |
148 |
148 |
Th |
Pa |
232 |
233 |
144 |
144 |
U |
233 |
Ra |
228 |
140 |
140 |
Ac |
228 |
Th |
229 |
138 |
138 |
Th |
228 |
Ra |
225 |
Ra |
224 |
Ac |
136 |
225 |
136 |
Ra |
Fr |
220 |
221 |
134 |
134 |
At |
Po |
217 |
216 |
132 |
132 |
Bi |
Pb |
213 |
212 |
130 |
130 |
Bi |
212 |
Po |
Tl |
213 |
209 |
Po |
212 |
128 |
128 |
Tl |
208 |
Pb |
209 |
126 |
126 |
Pb |
Bi |
208 |
209 |
124 |
124 |
122 |
Z |
122 |
Z |
80 82 84 86 88 90 92 |
80 82 84 86 88 90 92 |
A = 4n + 2 4 |
A = 4n + 3 |
3. Deret Uranium |
. Deret Actinium |
N |
N |
148 |
U |
148 |
238 |
Th |
234 |
144 |
144 |
U |
235 |
Pa |
234 |
140 |
140 |
U |
Tl |
234 |
231 |
Th |
Pa |
230 |
231 |
138 |
138 |
Ac |
227 |
Ra |
226 |
136 |
136 |
Th |
227 |
Fr |
Rn |
223 |
222 |
134 |
134 |
Ra |
Po |
223 |
218 |
132 |
132 |
Rn |
219 |
Pb |
214 |
130 |
130 |
Bi |
Po |
214 |
215 |
128 |
128 |
Po |
214 |
Tl |
210 |
Pb |
211 |
Bi |
211 |
126 |
126 |
Pb |
210 |
Po |
211 |
Tl |
207 |
124 |
Bi |
124 |
210 |
Pb |
207 |
Pb |
206 |
122 |
122 |
Z |
Z |
80 82 84 86 88 90 92 |
80 82 84 86 88 90 92 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar