Sabtu, 30 Oktober 2010

JOHANNES KEPLER

A. Sejarah Hidup
Johannes Kepler lahir pada tanggal 27 Desember tahun 1571 di kota Weil der Stadt, sebuah kota kecil di pinggiran Hutan Hitam, Jerman, ia tinggal di Baden-Wurttemberg, Styria, Bohemia, Upper Austria. Meskipun keluarganya miskin, beasiswa dari para bangsawan lokkal memungkinkan Johannes mendapatkan pendidikan yang baik. Ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Tubingen untuk memperoleh Gelar Serjana Muda tahun 1588 dan Gelar Serjana penuh selama tiga tahun tepatnya pada tahun 1591.
Johannes Kepler adalah seorang tokoh penting dalam revolusi ilmiah, ia adalah seorang astronomi jerman, matematika dan astrolog. Dia sangat dikenal melalui hukum pergerakan planetnya. Dia kadang dirujuk sebgai “astrofisikawan teoritical pertama”, meski Carl Sagan juga memanggilnya sebagai ahli astrolog ilmiah terakhir.
Pada usia 29 tahu, Johannes Kepler menjadi matematikawan kekaisaran untuk kaisar Romawi Suci, beserta ahli astrologi kerajaan jendral Wallenstein, suatu jabatan yang ia pegang hingga akhir hayatnya. Kepler juga seorang Profesor matematika di Universitas Graz. Karir Kepler juga bersamaan dengan karir Galilei Galileo. Pada awal karirnya, kepler adalah asisten Tycho Brahe.
Kepler sangat dihargai bukan hanya dalam bidang matematika, ia menjadi sangat dikenal dibidang Optik dan astronomi. Kepler, meski perawakannya kecil, memiliki kecerdasan yang memukau dan juga kepribadian yang gigih, ia didiskriminasi sewaktu ia dipaksa untuk pindah agama ke Katolik Roma, sekalipun di bawah tekanan hebat.
Sepanjang kehidupannya, Kepler adalah seorang Lutheran yang mengalami penganiayaan dan prasangka agama. Ia dipaksa keluar dari Graz yang berarti kehilangan segala sesuatu dan menjadi kesukarannya, sebab ia menolak untuk menganut agama Katolik Roma. Di Benartky, ia sekali lagi dibujuk untuk berganti agama, tetapi Kepler menolak menyembah kepala patung dan Santo, menurutnya praktek semacam ini adalah pekerjaan iblis. Di Linz, ketidaksepakatan dengan rekan-rekannya dari Lutheran yang mempercayai bahwa Allah ada dimana-mana membuat ia dikucilkan dari perjamuan malam mereka. Intoleransi keagamaan sangat memuakkan bagi Kepler, yang yakin bahwa keharmonisan diantara planet-planetnya dan rela menderita. “Menderita bersama banyak saudara demi agama kemuliaan kristus dengan bertekun menghadapi bahaya dan aib, harus meninggalkan rumah, ladang, sahabat, dan kampung halaman, seseorang belum pernah terpikirkan oleh siapa saya bahwa ini bisa menjadi pengalaman yang sedemikian memuaskan.
B. Konsep Penemuannya
Kepler adalah penemu hukum Kepler, teleskop Kepler, penyusun katalog bintang, serta dijuluki optika modern, bapak astronomi modern dan penemu Nova (bintang meledak). Ia merupakan salah satu seorang pendukung teori Copernicus.
Untuk memperoleh manfaat sepenuhnya dari kumpulan pengamatan Brahe tentang planet, Kepler perlu lebih banyak memahami tentang pembiasan cahaya.
Bidang yang diguluti oleh kepler bukanlah Optik melainkan astronomi. Para astronom masa awal yakin bahwa langit adalah bulatan kosong dengan bintang-bintang yang menempel dibagian dalamnya seperti berlian yang berkilau. Ptolemaus menganggap bumi sebagai pusat alam semesta, sedangkan Copernicus yakin bahwa planet-planet semuanya mengitari matahari yang telah bergerak. Brahe memperkirakan bahwa planet-planet lain berputar mengelilingi matahari, yang selanjutnya mengorbit bumi. Karena berbeda dengan bumi, semua planet lainnya adalah benda langit, benda-benda ini dianggap sempurna. Satu-satunya bentuk gerakan yang dianggap cocok untuk planet-planet itu ialah bentuk lingkaran sempurna, setiap planet bergerak dengan kecepatan konstan. Berkat penemuannya mengenai lintasan planet, nama Kepler diabadikan dalam hukum Kepler.
C. Pengembangan Konsep
Kepler belajar teologi sejak tahun 1589 di Tubungen, tempat Michael Mastlin (guru besar ilmu pasti dan astronomi) yang membimbingnya untuk mendalami karya Copernicus. Dengan demikian, Kepler menjadi penganut teori heliosentris yang gigih. Kepler banyak mengkhususkan perhatiannya untuk mempelajari gerak planet.
Diperlengkapi dengan tabel-tabel pengamatan gerakan planet yang disusun oleh Brahe, Kepler mempelajari gerakan kosmis dan menarik kesimpulan berdasarkan apa yang dilihat. Selain jenius dalam soal angka, ia juga mempunyai tekad yang kuat dan rasa ingin tahu yang tak habis-habisnya. Kesanggupannya yang luar biasa untuk bekerja dibuktikan oleh ke-7200 perhitungan rumit yang ia rampungkan sewaktu mempelajari tabel-tabel pengamatan tentang Mars.
Mengenai kedudukan planet-planet, Johannes Kepler mendasarkan pemahamannya pada filsafat dan matematika bangsa Yunani Kuno. Gagasan ini diungkapkan dalam buku yang berjudul “Mysterium Cosmographycum”, yang diterbitkan pada tahun 1595. dalam buku itu banyak gagasan kelak terbukti tidak benar tentunya hal ini sangat wajar dalam perkembangan suatu ilmu pengetahuan. Tetapi buku ini telah berhasil menarik perhatian para ilmuwan lkain. Misalnya ahli astronomi dari Denmark yang bernama Tycho Brahe. Tycho Brahe sangat kagum dan tertarik pada kemampuan Johannes Kepler dibidang matematika juga keinginannya untuk menerapkan hukum matematika pada astrologi. Mulai saat itulah Tycho mengajak Johannes Kepler menjadi satu tim dalam usaha akbar tersebut.
Pada tahun 1600, Kepler bergabung dengan Tycho di Observatoriumnya di Praha. Saat itu Johannes Kepler ditugaskan untuk meneliti lintasan planet Mars. Dan pada tanggal 17 Oktober 1904 Kepler mengamati Bintang Super Nova yang disebut “Bintang Kepler” Setelah Johannes Kepler mempunyai akses yang kuat untuk meneliti orbit setiap planet secara ilmiah, hasil penelitian ilmiahnya itu sampai pada kesimpulan bahwa “Mars berputar menurut orbit elips, dan matahari menduduki salah satu kedua fokusnya”. Padahal para ilmuwan lain mengatakan bahwa orbit setiap planet adalah berbentuk lingkaran atau gabungan lingkaran. Di sinilah kita melihat ternyata Johannes Kepler punya pendirian yang kuat yang tidak bisa dipengaruhi oleh apapun yang berada disekitarnya. Hasil penelitiannya dipublikasikan dalam sebuah buku yang berjudul “The Stella Nova” tahun 1906, dan “Astronomia Nova” yang di terbitkan pada tahun 1609.
Johannes Kepler adalah ilmuwan yang sangat menyadari bahwa semua temuannya tidak pernah lepas dari interverensi Allah. Ia mampu melakukan semua penelitian yang menggemparkan itu bukan karena kehebatannya semata-mata melainkan atas anugrah Allah yang memampukannya melakukan semua itu, dan Planet Mars-lah yang pertama-tama menarik perhatian Kepler. Setelah dengan seksama mempelajari tabel-tabl itu, tersingkaplah bahwa Mars mengorbit matahari tetapi bukan dalam lingkaran sempurna. Satu-satunya bentuk orbit yang cocok dengan pengamatan itu ialah bentuk elips (lonjong) dengan matahari sebagai salah satu titik fokusnya. Akan tetapi, Kepler sadar bahwa kunci untuk menyibakkan rahasia langit bukanlah Mars, melainkan Planet Bumi.
Sekarang, Kepler mengerti bahwa matahari bukan sekedar pusat dari tata surya. Matahari juga berfungsi seperti sebuah magnet, berputar pada porosnya dan mempengaruhi gerakan planet-planet. Caspar menulis “ini adalah konsep yang benar-benar baru yang sejak saat itu memandu ia dalam risetnya dan menuntunnya ke penemuan hukum-hukumnya”. Bagi Kepler, semua planet adalah benda-benda fisik yang dengan harmonis diatur oleh serangkaian hukum yang beragam. Apa yang telah ia pelajari dari Planet Mars dan Bumi pasti berlaku juga atas semua planet. Jadi, ia menyimpulkan bahwa setiap planet mengitari matahari dalam orbit elips pada kecepatan yang bervariasi sesuai dengan jaraknya dari matahari.
Pada tahun 1609, Kepler menerbitkan buku dengan judul “New Astronomy” (Astronomi Baru), yang diakui sebagai buku astronomi modern yang pertama dan salah satu buku terpenting yang pernah ditulis tentang subjek itu. Mahakarya ini memuat dua hukum Kepler yang pertama tentang planet dimana “tiap planet bergerak mengitari matahari dalam orbit oval atau elips dengan matahari pada satu fokus”. Hukumnya yang ke dua “Planet bergerak lebih cepat ketika berada lebih dekat dengan matahari”. Dan hukumnya yang ketiga diterbitkan melalui buku Harmonies of the World (Keharmonisan Dunia) pada tahun 1619 sewaktu ia tingga di Linz, Austria, dimana “Makin jauh jarak sebuah planet dari matahari maka semakin banyak waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu putaran”.
Reaksi para astronom rekan-rekan Kepler, mereka tidak memahami betapa pentingnya hukum Kepler itu. Bahkan ada yang sama sekali tidak percaya. Mungkin mereka tidak dapat sepenuhnya dipersalahkan. Kepler telah menyelubungi karyanya dengan suatu prosa Latin yang sulit dipahami laksana lapisan awan tebal yang menyelubungi Venus yang nyaris tak terhembus, tetapi, seraya waktu berlalu hukum-hukum Kepler akhirnya di akui.
Pada tahun 1611, Kepler mengemukakan cara untuk meningkatkan kemampuan teleskop dengan menggunakan dua lensa cembung. Ia juga menunjukkan bahwa cermin parabolic dapat memfokuskan cahaya datang sejajar. Hal ini ditulis dalam bukunya yang berjudul “Dioptrice”. Dan pada tahun 1619, Kepler menerbitkan bukunya yang berjudul “Harmonices Mudi Libri V” atau “lima buku tentang Kesetimbangan Dunia”.
Pada tahun 1627, ia menerbitkan buku dengan judul “Rudolphine Tables (Tabel-Tabel Rudolphin), yang ia anggap sebagai karya utamanya dibidang astronomi. Tidak seperti buku-buku terdahulu, buku ini diberi acungan jempol dimana-mana, dan segera menjadi buku wajib bagi para astronomi dan navigator. Akhirnya pada tanggal 15 November 1630, kepler meninggal dunia di Regensburg, Jerman. Salah seorang kolega Kepler tak henti-hentinya mengagumi Kepler yang katanya memiliki ilmu yang begitu kokoh dasarnya dan pengetahuan yang begitu kaya tentang rahasia yang paling sulit dipahami dan diungkap. Suatu penghormatan yang pantas diberikan untuk pria yang menyibak rahasia tata surya.
D. Aplikasi Konsep yang Ditemukan
1. Pada bidang Astronomi, hukum Kepler dijadikan acuan dalam mempelajari sistem Tata Surya.
2. Teleskop dengan menngunakan dua lensa cembung dapat melihat benda-benda diangkasa.
E. Pengembangan Konsep Kedepan
1. Pada bidang Astronomi dengan mengacu pada hukum Kepler ketiga bahwa makin jauh jarak sebuah planet dari matahari maka semakin banyak waktu untuk meneyelesaikan satu putaran, kita dapat menyikapi bahwa dimana planet Bumi semakin dekat dengan matahari yang mengakibatkan naiknya suhu serta keadaan cuaca yang berubah dengan melihat waktu bulan dilangit lebih cepat dibandingkan dibumi yang berdampak kelalaian bagi para ulama dalam menentukan hari raya idul fitri.
2. Pada bidang Optik, dimana teleskop dengan menggunakan dua lensa cembung dapat melihat benda-benda diluar angkasa, dan kemungkinan dengan menggunakan lebih dari dua lensa kita dapat melihat lebih dekat benda-benda yang berada diangkasa seraya kita berada pada objek yang kita lihat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar