Sabtu, 26 Mei 2012

belajar dan pembelajaran


  1. Konsep Belajar
Muhibin Syah (2000:101) menyebutkan bahwa, belajar adalah kegiatan dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada disekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarga sendiri. Sejalan dengan itu, Komalasari (2010:2) menyatakan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama dan dengan syarat perubahan yang terjadi tidak disebabkan oleh adanya kematangan atau perubahan sementara karena suatu hal. Kegiatan belajar tersebut dapat dihayati (dialami) oleh orang yang sedang belajar. Selain itu kegiatan belajar juga dapat di amati oleh orang lain. Belajar yang dihayati oleh seorang pebelajar (siswa) ada hubungannya dengan usaha pembelajaran, yang dilakukan oleh pembelajar (guru). Pada satu sisi, belajar yang di alami oleh pebelajar terkait dengan pertumbuhan jasmani yang siap berkembang. Pada sisi lain, kegiatan belajar yang juga berupa perkembangan mental tersebut juga didorong oleh tindakan pendidikan atau pembelajaran.
Sardiman (2005:26) mengemukakan tujuan belajar ada tiga yaitu:
1)      untuk mendapatkan pengetahuan
2)      penanaman konsep dan keterampilan
3)      pembentukan sikap.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat di maknai bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama
  1. Konsep Pembelajaran
Menurut Sriyono (1992:75), aktifitas pembelajaran adalah bahwa pada waktu guru mengajar ia harus mengusahakan agar siswa-siswanya aktif jasmani maupun rohani. Keaktivan jasmani atau rohani itu meliputi, antara lain:
a.       Keaktifan indera, pendengaran, penglihatan, peraba, dan lain- lain. Murid harus dirangsang agar dapat menggunakan alat inderanya sebaik mungkin.
b.      Keaktifan akal, akal-akal anak harus aktif atau diaktifkan untuk memecahkan masalah, menimbang-nimbang menyusun pendapat dan mengambil keputusan.
c.       Keaktifan ingatan: pada menerima bahan pengajaran yang disampaikan guru dan menyimpannya dalam kotak, kemudian pada suatu saat ia siap dan mampu mengutarakan kembali.
d.      Keaktifan emosi: dalam hal ini murid hendaknya senantiasa berusaha mencintai pelajarannya.
Menurut Komalasari (2010:3), pembelajaran dapat dipandang dari dua sudut, yang pertama pembelajaran dipandang sebagai suatu system, pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisasi antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, media pembelajaran, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran dan tindak lanjut kelas. Kedua, pembelajaran dipandang sebagai suatu proses maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar.
  1. Konsep Hasil Belajar
Oemar Hamalik (1994:32) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah suatu kegiatan yang setelah dikerjakan, diciptakan secara individu maupun kelompok. Pada bagian ini dikemukakan bahwa belajar adalah suatu aktifitas yang sadar akan tujuan. Tujuan dalam belajar adalah suatu perubahan dalam individu. Sejalan dengan itu, Sanjaya (2006:28) mengatakan bahwa untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru harus dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa dengan: a) memperjelas tujuan yang ingin dicapai; b) membangkitkan minat siswa; c) ciptakan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran; d) berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa; e) berilah penilaian; f) berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa; dan g) ciptakan persaingan dan kerjasama.
Hamilton, (2000:1), menyatakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan belajar yang ditunjukan dalam penampilan yang tetap sebagai akibat dari proses belajar yang terjadi melalui program yang menyediakan fakta-fakta, bukti-bukti, keterangan dan sebagainya. Ukuran keberhasilan itu dapat diketahui dari evaluasi yang berbentuk skor untuk kerja seseorang dalam memahami konsep dan bagaimana menggunakan konsep itu dalam bidang ilmu itu sendiri maupun terhadap ilmu lainnya.
Arikunto (2005:293) menyatakan dalam kegiatan belajar, guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan agar siswa dapat belajar tampa hambatan dan dapat menguasai apa yang diajarkan oleh guru sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Hasil belajar merupakan ukuran keberhasilan seseorang dalam memahami materi yang diberikan. Ukuran keberhasilan itu dapat diketahui dari evaluasi yang berbentuk skor unjuk kerja seseorang dalam memahami konsep dan bagaimana menggunakan konsep itu dalam bidang ilmu itu sendiri maupun tehadap bidang ilmu lainya (Paneo, 2004: 17).
Berdasarkan beberapa pengertian hasil belajar di atas, dapat dimaknai bahwa hasil belajar adalah ukuran keberhasilan seseorang memahami bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap serta hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar